Selasa, 24 April 2012

pertemuan 6


ASPEK EKONOMI PROYEK
Studi Kelayakan Investasi dalam Agribisnis By Nur Istiqamah, SP

Analisis Ekonomi dan Analisis Keuangan
Analisis ekonomi suatu proyek tidak hanya memperhatikan manfaat yang dinikmati dan pengorbanan yang ditanggung oleh perusahaan, tetapi semua pihak dalam perekonomian.
Analisis finansial/keuangan adalah analisis yang hanya membatasi manfaat dan pengorbanan dari sudut pandang perusahaan.
Analisis ekonomi penting dilakukan untuk proyek-proyek yg berskala besar yang menimbulkan penambahan suplay dan demand pada produk-produk tertentu karena dampak yang ditimbulkan pada ekonomi nasional cukup berarti. 
Analisis ekonomi dilakukan dg alasan karena adanya :
Ketidak sempurnaan pasar (termasuk didalamnya berbagai distorsi yang timbul karena peraturan pemerintah). Cth adanya pengendalian harga (termasuk pengendalian suku bunga kredit), proteksi, kedudukan monopoli, dsb.
Adanya pajak dan subsidi. Pajak berarti pendistribusian sebagian kekayaan konsumen atau perusahaan ke pemerintah.
Berlakunya konsep consumer surplus dan producers surplus. 
Analisis biaya dan manfaat sosial melakukan analisis dengan memperhatikan tambahan faktor-faktor berikut ini :
Masalah externalitas.
Perhatian akan pendistribusian penghasilan yang lebih merata.
Perhatian akan peningkatan saving yang diharapkan akan meningkatkan investasi.
Pertimbangan akan merit wants. Dimata masyarakat mungkin suatu proyek lebih diperlukan dari proyek lain. Misalnya proyek makanan bayi mungkin akan dinilai mempunyai merit yang lebih tinggi (artinya lebih diinginkan) daripada pabrik yang menghasilkan minuman keras.
Penerapan konsep consumer surplus untuk analisis ekonomi :
Misalkan fungsi permintaan akan suatu produk adalah :
Q = 90 – 3P
Dan fungsi penawaran adalah,
Q = -7,5 + 1,8P
Dengan demikian bisa dihitung Q(ekuilibrium) =30 unit dan P(ekuilibrium)= Rp.20,-



Harga                         Demand dan Suplay Suatu Produk
Misalkan ada suatu proyek yang akan menambahkan supply sebesar 10 unit. Karena ada penambahan supply ini maka kurva penawaran akan bergeser ke kanan sehingga harga akan turun. Pergeseran kurva penawaran tersebut ditunjukkan dari kurva penawaran yang barucyaitu DS’.
Persamaan kurva penawaran yang lama bisa dituliskan menjadi : P = 4+(16/30)Q

Kurva penawaran yg baru msh mempunyai slope yang sama.
Dengan pergeseran kurva penawaran yang baru tersebut maka akan terbentuk harga ekuilibrium baru yaitu :
P(ekuilibrium)= Rp. 18
Q’ (ekuilibrium) = 36,15 unit (Q2).
Ini berarti dengan adanya proyek yg akan menambah supply sebesar 10 unit akan mengakibatkan sebagian produsen yang lama mengurangi produksinya karena penurunan harga.
Next..........
Bagi produsen baru (yg menjalankan proyek) revenue yg diterimannya adalah :
10 x Rp. 18 = Rp.180.
Pihak yg diuntungkan adalah konsumen krn konsumen dapat membeli dg harga Rp.18 dan bukan lagi Rp.20
Harga Bayangan untuk Resources
Input dan output yang diperdagangkan(tradeable). Suatu produk dikatakan diperdagangkan apabila kita bisa memperolehnye di pasar dunia.
Input dan output yang diperdagangkan (non tradeable). Suatu produk dikatakan tidak diperdagangkan apabila harga impornya lebih besar daripada biaya produksi domestik dan harga ekspornya lebih kurang dari biaya produksi domestik.
Next.........
Tenaga kerja
Modal dengan memperhatikan oppurtunity cost
Valuta asing dengan memperhatikan kurs resmi dan kurs pasar.

Ilustrasi Analisa Ekonomi
Suatu proyek investasi direncanakan akan menghasilkan 1.000.000 unit produk per tahun. Sebagai akibat penambahan supply tersebut harga produk diperkirakan akan turun dari Rp. 600 menjadi Rp.500 per unit.
Biaya bahan baku yang diperlukan dalam satu tahun sebesar Rp. 50 juta per tahun. Sebagaimana di negara yang sedang berkembang ditaksir tenaga terlatih tersebut underpaid 50 %.
Tenaga kerja tidak terlatih dibayar juga sebesar Rp. 50 juta setahun. Tenaga kerja tak terlatih ditaksir hanya mempunyai oppurtunity cost sebesar 62,5 %.
Next...
Aktiva tetap disusut 10% per tahun tanpa nilai sisa. Aktiva tetap yang disusut dibeli dengan harga Rp. 500 juta(termasuk mesin-mesin). Mesin senilai Rp. 200 juta diimpor dg bea masuk 10%. Tanah dibeli dg harga Rp. 80 juta. Diperkirakan tanah tersebut bisa dijual dengan harga Rp. 140 juta.
Perusahaan memperoleh kredit sebesar Rp. 250 juta dengan suku bunga yang umum berlaku yaitu sebesar 20%.
Biaya-biaya lain sebesar Rp.60 juta per tahun. Biaya-biaya ini sesuai dengan harga pasarnya. 
erusahaan membayar pajak penghasilan dengan tarif sebesar  25%.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar