Minggu, 01 Juli 2012

KRITERIA PENILAIAN INVESTASI



KRITERIA PENILAIAN INVESTASI JANGKA PANJANG


Investasi jangka panjang merupakan investasi yang perputarannya lebih dari satu tahun. Biasanya perusahaan mewujudkan dalam bentuk investasi aktiva tetap. Karakteristik dari investasi aktiva tetap ini adalah memerlukan jumlah dana yang cukup besar dan perputarannya lebih dari satu tahun. Untuk itu sebelum melakukan investasi ini perlu dilakukan analisis apakah rencana investasi aktiva tetap tersebut menguntungkan atau tidak. Untuk menganalis tersebut dapat digunakan metode :
1. Net Present Value (NPV)
2. Payback
3. Internal Rate of Return (IRR)
4. Average Rate of Return (ARR)

Metode NPV
Metode ini merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan discount rate tertentu.
Terdapat beberapa dasar pengertian yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu :
  1. Pengertian Present Value,  adalah nilai sekarang, untuk menentukan beberapa nilai sekarang perlu digunakan discount rate atau tingkat keuntungan yang diharapkan.
Misalnya : Suatu investasi diharapkan selama 3 tahun mendatang akan menghasilkan keuntungan rata-rata Rp1.000.000,00 per tahun. Apabila tingkat discount ratenya 10 % maka nilai sekarang dari keuntungan tersebut adalah.
PV 1 = Rp1.000.000,00 X 0,909 *)         = Rp     909.000,00
PV 2 = Rp1.000.000,00 X 0,826             = Rp     826.000,00
PV 3 = Rp1.000.000,00 X 0,751             = Rp     751.000,00 +
                                Total Present Value  = Rp  2.486.000,00
*) Untuk menentukan discount faktor pada discount rate10 % lihat tabel A1 (lampiran BMP Manajemen Keuangan EKMA4213)
Jadi nilai sekarang dari penerimaan Rp1.000.000,00 per tahun selama 3 tahun adalah Rp2.486.000,00
     2.  Pengertian cash flow
Cash flow atau proceed atau net cash flows adalah laba setelah pajak (EAT) + depresiasi.
    3.   Pengertian Net Investment (Outlay) merupakan sejumlah dana yang digunakan untuk investasi
Rumus NPV = PV net cash flow – PV net investment
Kriteria yang dipakai untuk menolak atau menerima suatu investasi dengan menggunakan metode NPV adalah investasi yang menghasilkan NPV positif dan terbesar.
Proyek A dan B membutuhkan investasi sebesar Rp8.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut.
Tahun
Proyek A
Proyek B
1
2
3
4
Rp4.000.000,00
Rp4.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp1.000.000,00
Rp1.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp3.000.000,00
Rp4.000.000,00
Proyek manakah yang menguntungkan apabila dapat penilaian menggunakan metode NPV. Discount rate diperhitungkan 8 %.
Penyelesaian:
Proyek A.
PV Proceed tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926     = Rp 3,704.000,00
                                 2 = Rp4.000.000,00 X 0,857     = Rp 3,428.000,00
                                 3 = Rp2.000.000,00 X 0,794     = Rp 1,588.000,00
                                 4 = Rp1.000.000,00 X 0,735     = Rp     735.000,00 +
                                        Total PV Proceed                 = Rp 9.455.000,00
PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1               = Rp 8.000.000,00 -
                                                                        NPV       = Rp 1.455.000,00
Proyek B.
PV Proceed tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,926        = Rp    926.000,00
                                 2 = Rp2.000.000,00 X 0,857        = Rp 1,714.000,00
                                 3 = Rp3.000.000,00 X 0,794        = Rp 2.382.000,00
                                 4 = Rp4.000.000,00 X 0,735        = Rp 2.040.000,00 +
                                            Total PV Proceed               = Rp 7.062.000,00
PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1                 = Rp 8.000.000,00 -
                                                                        NPV          = Rp - 938.000,00
Kesimpulan : Proyek yang diterima adalah Proyek A karena menghasilkan NPV positif sebesar Rp1.455.000,00

Payback
Metode ini mengukur berapa lama waktu yang dubutuhkan untuk mengembalikan investasi semula, melalui proceed yang dihasilkan dalam setiap periode. Untuk itu metode ini sering disebut metode yang paling sederhana, karena tidak memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga cash flows tidak dikaitkan dengan discount rate tertentu.
Contoh soal:
Proyek A dan B membutuhkan investasi masing-masing sebesar Rp10.000.000,00 Pola cash flow untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut.
Tahun
Pola Cash Flows

Proyek A
Proyek B
1
2
3
4
Rp 5.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 2.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 4.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 4.000.000,00
Dari data tersebut di atas, maka payback period dapat dihitung :
Proyek A = 2 tahun
Proyek B = 3 tahun
Metode payback tersebut dapat juga dimodifikasi agar agar tidak timbul kelemahan, yaitu dengan jalan  memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga pola cash flows dikalikan dengan discount ratenya. Metode ini disebut metode Payback period yang didiskontokan.
Contoh soal:
Dari soal di atas, apabila ke dua proyek tersebut diperhitungkan dengan discount rate 8 %, maka Payback period yang didiskontokan adalah :
Penyelesaian:
Proyek A.
PV Proceed tahun 1 = Rp5.000.000,00 X 0,926     = Rp 4,630.000,00
                                 2 = Rp5.000.000,00 X 0,857     = Rp 4,285.000,00
                                 3 = Rp3.000.000,00 X 0,794     = Rp 2,382.000,00
                                 4 = Rp2.000.000,00 X 0,735     = Rp 1,470.000,00
Proyek B.
PV Proceed tahun 1 = Rp3.000.000,00 X 0,926     = Rp 2,778.000,00
                                 2 = Rp4.000.000,00 X 0,857     = Rp 3,428.000,00
                                 3 = Rp3.000.000,00 X 0,794     = Rp 2,382.000,00
                                 4 = Rp4.000.000,00 X 0,735     = Rp 2.940.000,00
Dari data tersebut di atas, maka payback period yang didiskontokan adalah :
Proyek A = 2 tahun; 5,5 bulan
Proyek B = 3 tahun; 6 bulan

Internal Rate of Return (IRR)
Prinsip dari metode ini adalah bagaimana menentukan discount rate yang dapat mempersamakan present value dari proceed dengan outlay atau net investment, sehingga pada keadaan ini NPV = 0.
Sehubungan dengan hal tersebut ada hubungan antara konsep NPV dengan IRR, Konsep NPV, mencari NPV pada discount rate tertentu, sedangkan konsep IRR justru mencari discount rate yang diinginkan. Rumus menentukan discount rate yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Pr 1,2,3. . . .n = Proceed tahun ke
r = IRR
Untuk mencari besarnya r dapat dilakukan dengan metode trial and error (coba-coba).
Contoh soal:
Lihat contoh soal pada NPV, untuk proyek A dan proyek B dapat dicari IRR nya dengan menggunakan discount rate pada alternatif tingkat bunga 8 % dan 18 %.
Proyek A.
                                                                        DF 8 %
PV Proceed tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 = Rp 3,704.000,00
                                 2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
                                 3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 = Rp 1,588.000,00
                                 4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 = Rp    735.000,00 +
                                Total PV Proceed                    = Rp 9.455.000,00
         PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00  -
                                                                         NPV = Rp 1.455.000,00
                                                                        DF18 %
PV Proceed tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,847 = Rp 3,388.000,00
                                 2 = Rp4.000.000,00 X 0,718 = Rp 2,872.000,00
                                 3 = Rp2.000.000,00 X 0,609 = Rp 1,218.000,00
                                 4 = Rp1.000.000,00 X 0,516 = Rp     516.000,00 +
                                Total PV Proceed                      = Rp 7.994.000,00
            PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
                                                                                    NPV   = Rp       - 6.000,00
Dari hasil perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 8 % dan 18 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapat dilakukan dengan interpolasi sebagai berikut :
- 6.000                  0                                                  1,455.000
18 %                     IRR                                                          8 %
IRR = 18 % - X 10 %
= 18 % - 0.04 %
= 17,96 %

Proyek B.
                                                                        DF 8 %
PV Proceed tahun 1 = Rp 1.000.000,00 X 0,926  = Rp    926.000,00
                                 2 = Rp 2.000.000,00 X 0,857  = Rp 1,714.000,00
                                 3 = Rp 3.000.000,00 X 0,794  = Rp 2.382.000,00
                                 4 = Rp. 4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.040.000,00 +
                                                     Total PV Proceed = Rp 7.062.000,00
           PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
                                                                           NPV = Rp   - 938.000,00
                                                                        DF 2 %
PV Proceed tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,980 = Rp     980.000,00
                                 2 = Rp2.000.000,00 X 0,961 = Rp 1,922.000,00
                                 3 = Rp3.000.000,00 X 0,942 = Rp 2,826.000,00
                                 4 = Rp4.000.000,00 X 0,924 = Rp 3.696.000,00 +
                                                  Total PV Proceed  = Rp 9.424.000,00
         PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
                                                                                   NPV = Rp 1.424.000,00
Dari hasil perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 2 % dan 8 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapat dilakukan dengan interpolasi sebagai berikut :
                        - 938.000                                      0                                                                          1,424.000
                               8 %                                      IRR                                                                                  2 %
                        IRR   = 8 % - X 6 %
                                = 8 % - 3,95 %
                                = 4,05 %

Average Rate of Return (ARR)
Dalam menganalisis rencana investasi dengan metode ini adalah lain dari metode yang telah dijelaskan terdahulu karena dalam metode ini hanya memperhitungkan laba setelah pajak bukan proceed, sehingga rumus dari ARR ini adalah :
                                                         A R R = x 100 %
                                   Rata-rata investasi =
Contoh soal :
Berikut ini adalah rencana investasi proyek A dan B
Investasi proyek A = Rp600 juta usia investasi 6 tahun
proyek B = Rp720 juta usia investasi 6 tahun
Proceed untuk proyek A dan B diperkirakan sebagai berikut :

Tahun
Proyek A
Proyek B
1
2
3
4
5
6
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 450 juta
Rp 220 juta
Rp 200 juta
Rp 130 juta
Rp 130 juta
Rp 130 juta

Proyek manakah yang dipilih berdasarkan metode ARR
Penyelesaian :
Depresiasi untuk: Proyek A = = Rp100 juta
Proyek B = = Rp120 juta
Laba setelah pajak untuk proyek A dan B adalah :

Investasi
Rata-rata investasi
Proyek A
Proyek B
Rp 600 juta
Rp 300 juta
Rp 720 juta
Rp 360 juta
Tahun :  1
              2
              3
              4
              5
              6
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Rp 100 juta
Rp 100 juta
          Rp 600 juta :6
Rp 330 juta
Rp 100 juta
Rp 80 juta
Rp 10 juta
Rp 10 juta
Rp 10 juta  
        Rp 540 juta : 6
Rata laba setelah pajak
Rp 100 juta
Rp 90 juta
A R R
Rp 100 juta
---------------- = 33,33 %
Rp 300 juta
Rp 90 juta
--------------- = 25,00 %
Rp 360 juta
Proyek yang dipilih berdasarkan metode ARR adalah proyek A karena menghasilkan ARR terbesar.