KRITERIA PENILAIAN INVESTASI JANGKA PANJANG |
Investasi
jangka panjang merupakan investasi yang perputarannya lebih dari satu tahun.
Biasanya perusahaan mewujudkan dalam bentuk investasi aktiva tetap. Karakteristik
dari investasi aktiva tetap ini adalah memerlukan jumlah dana yang cukup besar
dan perputarannya lebih dari satu tahun. Untuk itu sebelum melakukan investasi
ini perlu dilakukan analisis apakah rencana investasi aktiva tetap tersebut
menguntungkan atau tidak. Untuk menganalis tersebut dapat digunakan metode :
1. Net
Present Value (NPV)
2. Payback
3. Internal
Rate of Return (IRR)
4. Average
Rate of Return (ARR)
Metode
NPV
Metode ini
merupakan model yang memperhitungkan pola cash flows keseluruhan dari
suatu investasi, dalam kaitannya dengan waktu, berdasarkan discount rate
tertentu.
Terdapat
beberapa dasar pengertian yang perlu dipahami terlebih dahulu, yaitu :
- Pengertian Present Value, adalah nilai sekarang, untuk menentukan beberapa nilai sekarang perlu digunakan discount rate atau tingkat keuntungan yang diharapkan.
Misalnya :
Suatu investasi diharapkan selama 3 tahun mendatang akan menghasilkan
keuntungan rata-rata Rp1.000.000,00 per tahun. Apabila tingkat discount
ratenya 10 % maka nilai sekarang dari keuntungan tersebut adalah.
PV 1 =
Rp1.000.000,00 X 0,909 *) = Rp
909.000,00
PV 2 =
Rp1.000.000,00 X 0,826
= Rp
826.000,00
PV 3 =
Rp1.000.000,00 X 0,751
= Rp
751.000,00 +
Total Present Value = Rp 2.486.000,00
*) Untuk
menentukan discount faktor pada discount rate10 % lihat tabel A1 (lampiran BMP
Manajemen Keuangan EKMA4213)
Jadi nilai
sekarang dari penerimaan Rp1.000.000,00 per tahun selama 3 tahun adalah
Rp2.486.000,00
2. Pengertian cash flow
Cash flow atau proceed atau net
cash flows adalah laba setelah pajak (EAT) + depresiasi.
3. Pengertian Net Investment (Outlay) merupakan sejumlah
dana yang digunakan untuk investasi
Rumus NPV =
PV net cash flow – PV net investment
Kriteria
yang dipakai untuk menolak atau menerima suatu investasi dengan menggunakan
metode NPV adalah investasi yang menghasilkan NPV positif dan terbesar.
Proyek A dan
B membutuhkan investasi sebesar Rp8.000.000,00 Pola cash flow untuk
masing proyek diperkirakan sebagai berikut.
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
1
2
3
4
|
Rp4.000.000,00
Rp4.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp1.000.000,00
|
Rp1.000.000,00
Rp2.000.000,00
Rp3.000.000,00
Rp4.000.000,00
|
Proyek
manakah yang menguntungkan apabila dapat penilaian menggunakan metode NPV. Discount
rate diperhitungkan 8 %.
Penyelesaian:
Proyek A.
PV Proceed
tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 = Rp 3,704.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 = Rp 1,588.000,00
4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 = Rp
735.000,00 +
Total PV Proceed
= Rp 9.455.000,00
PV Net
Investment = Rp8.000.000,00 X 1
= Rp 8.000.000,00 -
NPV = Rp 1.455.000,00
Proyek B.
PV Proceed
tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,926 =
Rp 926.000,00
2 = Rp2.000.000,00 X 0,857 = Rp
1,714.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp
2.382.000,00
4 = Rp4.000.000,00 X 0,735 = Rp
2.040.000,00 +
Total PV Proceed
= Rp 7.062.000,00
PV Net
Investment = Rp8.000.000,00 X 1
= Rp 8.000.000,00 -
NPV = Rp - 938.000,00
Kesimpulan :
Proyek yang diterima adalah Proyek A karena menghasilkan NPV positif sebesar
Rp1.455.000,00
Payback
Metode ini
mengukur berapa lama waktu yang dubutuhkan untuk mengembalikan investasi
semula, melalui proceed yang dihasilkan dalam setiap periode. Untuk itu
metode ini sering disebut metode yang paling sederhana, karena tidak
memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money), sehingga cash
flows tidak dikaitkan dengan discount rate tertentu.
Contoh soal:
Proyek A dan
B membutuhkan investasi masing-masing sebesar Rp10.000.000,00 Pola cash flow
untuk masing proyek diperkirakan sebagai berikut.
Tahun
|
Pola Cash Flows
|
|
|
Proyek A
|
Proyek B
|
1
2
3
4
|
Rp 5.000.000,00
Rp 5.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 2.000.000,00
|
Rp 3.000.000,00
Rp 4.000.000,00
Rp 3.000.000,00
Rp 4.000.000,00
|
Dari data
tersebut di atas, maka payback period dapat dihitung :
Proyek A = 2
tahun
Proyek B = 3
tahun
Metode payback
tersebut dapat juga dimodifikasi agar agar tidak timbul kelemahan, yaitu dengan
jalan memperhitungkan konsep nilai waktu uang (time value of money),
sehingga pola cash flows dikalikan dengan discount ratenya.
Metode ini disebut metode Payback period yang didiskontokan.
Contoh soal:
Dari soal di
atas, apabila ke dua proyek tersebut diperhitungkan dengan discount rate 8
%, maka Payback period yang didiskontokan adalah :
Penyelesaian:
Proyek A.
PV Proceed
tahun 1 = Rp5.000.000,00 X 0,926 = Rp 4,630.000,00
2 = Rp5.000.000,00 X 0,857 = Rp 4,285.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00
4 = Rp2.000.000,00 X 0,735 = Rp 1,470.000,00
Proyek B.
PV Proceed
tahun 1 = Rp3.000.000,00 X 0,926 = Rp 2,778.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2,382.000,00
4 = Rp4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.940.000,00
Dari data
tersebut di atas, maka payback period yang didiskontokan adalah :
Proyek A = 2
tahun; 5,5 bulan
Proyek B = 3
tahun; 6 bulan
Internal
Rate of Return
(IRR)
Prinsip dari
metode ini adalah bagaimana menentukan discount rate yang dapat
mempersamakan present value dari proceed dengan outlay atau net
investment, sehingga pada keadaan ini NPV = 0.
Sehubungan
dengan hal tersebut ada hubungan antara konsep NPV dengan IRR, Konsep NPV,
mencari NPV pada discount rate tertentu, sedangkan konsep IRR justru
mencari discount rate yang diinginkan. Rumus menentukan discount rate
yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut :
Keterangan :
Pr 1,2,3.
. . .n = Proceed tahun ke
r = IRR
Untuk
mencari besarnya r dapat dilakukan dengan metode trial and error
(coba-coba).
Contoh soal:
Lihat contoh soal pada NPV, untuk proyek A dan
proyek B dapat dicari IRR nya dengan menggunakan discount rate pada
alternatif tingkat bunga 8 % dan 18 %.
Proyek A.
DF 8 %
PV Proceed
tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,926 = Rp 3,704.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,857 = Rp 3,428.000,00
3 = Rp2.000.000,00 X 0,794 = Rp 1,588.000,00
4 = Rp1.000.000,00 X 0,735 = Rp 735.000,00 +
Total PV Proceed =
Rp 9.455.000,00
PV
Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
NPV = Rp 1.455.000,00
DF18 %
PV Proceed
tahun 1 = Rp4.000.000,00 X 0,847 = Rp 3,388.000,00
2 = Rp4.000.000,00 X 0,718 = Rp 2,872.000,00
3 = Rp2.000.000,00 X 0,609 = Rp 1,218.000,00
4 = Rp1.000.000,00 X 0,516 = Rp 516.000,00 +
Total PV Proceed
= Rp 7.994.000,00
PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
NPV = Rp - 6.000,00
Dari hasil
perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 8 % dan
18 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapat dilakukan dengan
interpolasi sebagai berikut :
- 6.000
0
1,455.000
18 %
IRR
8 %
IRR = 18 % -
X 10 %
= 18 % -
0.04 %
= 17,96 %
Proyek B.
DF 8 %
PV Proceed
tahun 1 = Rp 1.000.000,00 X 0,926 = Rp 926.000,00
2 = Rp 2.000.000,00 X 0,857 = Rp 1,714.000,00
3 = Rp 3.000.000,00 X 0,794 = Rp 2.382.000,00
4 = Rp. 4.000.000,00 X 0,735 = Rp 2.040.000,00 +
Total PV Proceed = Rp 7.062.000,00
PV
Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
NPV = Rp - 938.000,00
DF 2 %
PV Proceed
tahun 1 = Rp1.000.000,00 X 0,980 = Rp 980.000,00
2 = Rp2.000.000,00 X 0,961 = Rp 1,922.000,00
3 = Rp3.000.000,00 X 0,942 = Rp 2,826.000,00
4 = Rp4.000.000,00 X 0,924 = Rp 3.696.000,00 +
Total PV Proceed = Rp 9.424.000,00
PV Net Investment = Rp8.000.000,00 X 1 = Rp 8.000.000,00 -
NPV = Rp 1.424.000,00
Dari hasil
perhitungan tersebut, discount rate yang dicari terletak antara 2 % dan
8 %. Untuk mencari discount rate yang tepat, dapat dilakukan dengan
interpolasi sebagai berikut :
- 938.000
0
1,424.000
8 %
IRR
2 %
IRR = 8 % - X 6 %
= 8 % - 3,95 %
= 4,05 %
Average
Rate of Return
(ARR)
Dalam
menganalisis rencana investasi dengan metode ini adalah lain dari metode yang
telah dijelaskan terdahulu karena dalam metode ini hanya memperhitungkan laba
setelah pajak bukan proceed, sehingga rumus dari ARR ini adalah :
A
R R = x 100 %
Rata-rata
investasi =
Contoh soal
:
Berikut ini
adalah rencana investasi proyek A dan B
Investasi
proyek A = Rp600 juta usia investasi 6 tahun
proyek B =
Rp720 juta usia investasi 6 tahun
Proceed untuk proyek A dan B diperkirakan
sebagai berikut :
Tahun
|
Proyek A
|
Proyek B
|
1
2
3
4
5
6
|
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
Rp 200 juta
|
Rp 450 juta
Rp 220 juta
Rp 200 juta
Rp 130 juta
Rp 130 juta
Rp 130 juta
|
Proyek
manakah yang dipilih berdasarkan metode ARR
Penyelesaian
:
Depresiasi
untuk: Proyek A = = Rp100 juta
Proyek B = = Rp120 juta
Laba setelah
pajak untuk proyek A dan B adalah :
Investasi
Rata-rata investasi
|
Proyek A
|
Proyek B
|
Rp 600
juta
Rp 300
juta
|
Rp 720 juta
Rp 360 juta
|
|
Tahun : 1
2
3
4
5
6
|
Rp 100
juta
Rp 100
juta
Rp 100
juta
Rp 100
juta
Rp 100
juta
Rp 100
juta
Rp 600 juta :6
|
Rp 330
juta
Rp 100
juta
Rp 80 juta
Rp 10 juta
Rp 10 juta
Rp 10
juta
Rp 540 juta : 6
|
Rata laba setelah pajak
|
Rp 100 juta
|
Rp 90 juta
|
A R R
|
Rp 100
juta
----------------
= 33,33 %
Rp 300
juta
|
Rp 90 juta
---------------
= 25,00 %
Rp 360
juta
|
Proyek yang
dipilih berdasarkan metode ARR adalah proyek A karena menghasilkan ARR
terbesar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar