PRAKTIKUM
I
MENGHITUNG NILAI UANG
Kriteria Penilaian :
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskanmenjelaskan perubahan
nilai uang.
A. Landasan
Teori
Investasi
dalam suatu proyek merupakan pengeluaran
pada saat ini , yang diharapkan akan memperoleh
manfaat untuk masa yang akan datang
Mengapa
time value of money penting ?
- Sejumlah uang yang sama , apabila dikonsumsi sekarang akan memberikan kepuasan yang lebih besar bila dibandingkan dengan jika dikonsumsi pada masa yang akan datang
- Sejumlah uang jika diusahakan atau disimpan di bank akan mempunyai nilai yang lebih tinggi pada waktu yang akan datang.
Macam
– macam perhitungan nilai uang :
- Compounding : untuk mencari nilai yang akan datang (Future = F) , dari nilai uang saat ini (Present= P) , jika diketahui besarnya bunga (i) dan lamanya periode investasi (n)
Rumus compounding factor for 1:
F = P(1+i)n
F = (future amount)
P = (present value)
- Compunding factor for 1 per annum
Untuk
menghitung nilai uang yang akan
datang (F) jika diketahui sejumlah uang
tertentu yang akan dipinjamkan pada setiap tahun selama umur proyek
Rumus :
F = A (1
+ i) n – 1
i
- Sinking fund factor :
Untuk mencari A
(annuity) jika telah diketahui nilai yang akan datang (F), tingkat bunga (i) dan lamanya periode
(n) . SFF : untuk mencari jumlah uang yang
harus ditanam pada setiap akhir tahun dengan
memperhatikan tingkat bunga, agar investasi yang dicadangkan berjumlah F ( pada
waktu yang akan datang) Rumusnya:
i
A = F
--------------
(1 + i) n -
1
- Present Worth/ Value of an annuity
Digunakan untuk mencari
nilai saat ini (P) jika telah diketahui
A (Annuity), besarnya tingkat bunga dan
lamanya periode .
Rumus : (1+i)n - 1
P =
A ---------------------
i(1 +i)n
- Annuity Due
Suatu series (annuity) yang dibayar pada permulaan
tahun (permulaan setiap periode) , dan
bukan pada akhir periode biasanya
disebut annuity due . Dalam hal ini
series tersebut dipecah menjadi 2 bagian
: pembayaran pertama dihitung tersendiri dan sisanya dihitung seperti biasa .
Rumusnya :
1
P = A + A
----------------
(1 + i)n
B. Metode
Praktikum
1.
Alat
& Bahan
-
Alat Tulis
2.
Cara
Kerja
-
Mahasiswa
mengerjakan latihan- latihan soal yang berupa studi kasus dari nilai uang.
3.
Latihan
-
Sebuah
perusahaan harus membayar royalty
kepada pihak luar negeri sebesar $ 25.000,- setiap akhir tahun selama 5 tahun berturut-turut. Lalu diadakan perjanjian bahwa
jumlah tersebut tidak dibayarkan tiap akhir tahun
melainkan sekaligus pada akhir tahun ke-5 dengan tingkat
bunga 15% setahun untuk tiap pembayaran yang ditahan. Berapa jumlah yang harus dibayar pada tahun
ke-5 ?
-
Rezza akan
mengumpulkan uang sebesar Rp 6.000.000,-
untuk membeli sebuah TV. Lamanya pengumpulan adalah 4 tahun .
Berapakah
Rezza harus mengumpulkan uang setiap akhir tahunnya jika diketahui tingkat
bunga sebesar 12% pertahun.
-
Ratna pada 4 tahun mendatang mempunyai uang sebesar Rp 600.000,-
Berapa uang Ratna untuk waktu sekarang,
apabila diketahui tingkat bunga sebesar
15% pertahun ?
-
Renny harus
membayar uang asuransi sebanyak Rp 600.000,- setiap akhir tahun secara
berturut-turut selama lima tahun. Renny
setuju akan membayar jumlah keseluruhan
itu. Tingkat bunga 15% pertahun. Berapa Renny harus membayar
PRAKTIKUM
KE – 2
RANCANGAN USAHA AGRIBISNIS
Kriteria
Penilaian :
Memahami anatomi rancangan usaha
agribisnis yang meliputi : diskripsi perusahaan dan
produk, rancangan pemasaran, manajemen dan
organisasi, struktur modal serta keuangan dan rencana pendanaan.
A.
Landasan Teori
Perusahaan adalah tempat
terjadinya kegiatan produksi dan
berkumpulnya semua faktor–faktor produksi. Tujuan
perusahaan adalah mencari laba dan mempertahankan kelangsungan hidupnya. Pembagian
jenis perusahaan dari segi bidang usaha adalah :
a.
Perusahaan jasa, suatu perusahaan
yang bergerak di bidang penyediaan jasa berupa pelayanan keahlian, kemudahan,
hiburan, dll. Contoh : Radio, stasiun TV, biro perjalanan, dsb.
b.
Perusahaan dagang, suatu
perusahaan yang bergerak dalam bidang pembelian barang untuk kemudian dijual
dalam bentuknya yang semula tanpa diadakan perubahan atau pengolahan lebih lanjut.
Kalaupun dilakukan perubahan, maka perubahan tersebut tidak cukup
berarti/terbatas. Contoh : Toko, Supermarket, Grossir, dsb.
c.
Perusahaan produksi barang
(pabrik), perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan, produksi, atau
pembuatan barang dengan menggunakan bahan baku tertentu. Ditinjau dari proses pembuatan barang dalam
perusahaan produksi barang, maka ada beberapa golongan jenis kegiatan produksi
antara lain :
•
Pabrikasi (pengolahan dalam
pabrik)
•
Pertambangan
•
Kerajinan (misal: sepatu,
konveksi)
•
Preservasi (pengawetan makanan)
•
Perakitan (Assembling)
Dari status kepemilikan kalau ditinjau dari segi
tanggungjawab pemilik terhadap perusahaan dalam hal perusahaan mengalami
pembubaran akibat kerugian atau likuidasi. Dari segi akuntansi bentuk akan
mempengaruhi cara penyajian data keuangan terutama dalam hal modalnya. Beberapa
bentuk perusahaan yang umum dijumpai adalah :
1. Perusahaan Perseorangan atau
Individu
Perusahaan
perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang.
Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara
tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya
jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja / buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan
seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagang asongan, dan lain
sebagainya.
2.
Perusahaan / Badan Usaha Persekutuan / Partnership
Perusahaan persekutuan adalah badan
usaha yang dimiliki oleh dua orang atau lebih yang secara bersama-sama bekerja
sama untuk mencapai tujuan bisnis. Yang
termasuk dalam badan usaha persekutuan adalah firma dan persekutuan komanditer
alias CV. Untuk mendirikan badan usaha persekutuan membutuhkan izin khusus pada
instansi pemerintah yang terkait.
a. Firma
Firma
adalah suatu bentuk persekutuan bisnis yang terdiri dari dua orang atau lebih
dengan nama bersama yang tanggung jawabnya terbagi rata tidak terbatas pada
setiap pemiliknya.
b.
Persekutuan Komanditer / CV / Commanditaire Vennotschaap
CV adalah suatu bentuk badan usaha
bisnis yang didirikan dan dimiliki oleh dua orang atau lebih untuk mencapai
tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda di antara
anggotanya. Satu pihak dalam CV mengelola usaha secara aktif yang melibatkan
harta pribadi dan pihak lainnya hanya menyertakan modal saja tanpa harus
melibatkan harta pribadi ketika krisis finansial. Yang aktif mengurus
perusahaan CV disebut sekutu aktif, dan yang hanya menyetor modal disebut
sekutu pasif.
3.
Perseroan Terbatas / PT / Korporasi / Korporat
Perseroan terbatas adalah organisasi
bisnis yang memiliki badan hukum resmi yang dimiliki oleh minimal dua orang
dengan tanggung jawab yang hanya berlaku pada perusahaan tanpa melibatkan harta
pribadi atau perseorangan yang ada di dalamnya. Di dalam PT pemilik modal tidak
harus memimpin perusahaan, karena dapat menunjuk orang lain di luar pemilik
modal untuk menjadi pimpinan. Untuk mendirikan PT / persoroan terbatas
dibutuhkan sejumlah modal minimal dalam jumlah tertentu dan berbagai
persyaratan. (www.organisasi.org)
Perusahaan Agribisnis
Agribisnis dapat bergerak dalam kegiatan apa saja yang
terkait dengan produksi, pemrosesan dan pemasaran bahan pangan dan serat.
Agribisnis dapat dikelola satu orang atau beberapa orang yang diselenggarakan
oleh perusahaan-perusahan yang mempekerjakan sekelompok orang. Semua agribisnis
dapat dimiliki seseorang atau sekelompok orang dan kepemilikannya berbentuk
badan hukum. Ada empat bentuk dasar perusahaan yaitu :
perusahaan perorangan, persekutuan, perseroan dan koperasi.
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan bentuk perusahaan adalah :
-
Berapa jumlah biaya pengorganisasian dan
seberapa mudah bentuk agribisnis ini diorganisasi ?
-
Berapa jumlah modal yang dibutuhkan untuk
menjalankan agribisnis tersebut ?
-
Berapa modal pemilik yang tersedia ?
- Seberapa jauh kemudahan untuk memperoleh tambahan modal dalam agribisnis
tersebut ?
- Kewajiban dan opsi apa yang tersedia dalam perpajakan ?
-
Bagaimana pemilik dilibatkan secara
perorangan dalam manajemen dan pengendaliab agribisnis ?
-
Apa saja faktor stabilitas, kesinambungan dan
pengalihan pemilikan yang penting untuk agribisnis ?
-
Sampai sejauh mana kerahasiaan masalah
agribisnis yang ingin dipertahankan ?
-
Berapa besar resiko dan kewajiban yang harus
dipikul pemilik ?
-
Apakah jenis/tipe bisnisnya, dimana akan dilangsungkan
dan apa saja yang menjadi sasaran dan falsafah pemilik agribisnis tersebut ? (
Downwy dan Erickson, 1987)
B. Tujuan Praktikum
•
Mampu
mengaplikasikan outline rancangan usaha pada draft rancangan usaha agribisnis
yang diajukan secara berkelompok
•
Mampu
mengevaluasi contoh rancangan usaha agribisnis
C. Metode Praktikum
1. Alat dan bahan :
- Alat tulis
- Komputer
2. Cara Kerja
a)
Siapkan alat tulis dan komputer
b)
Mulailah menuliskan rancangan usaha agribisnis yang
berbeda untuk tiap-tiap mahasiswa dengan menggunakan program Microsoft Excel.
Latihan :
A. Konsep
Bisnis : “ Apa yang anda jual ? “
Apakah itu :
Ø
Produk
atau jasa ?
Ø
Bisnis
?
Ø
The
industry and environment (5C : Condition, Characters, Change, Culture and
Competition Trend) ?
Ø
Tujuan
bisnis anda?
B.
Marketing : Bagaimana anda menyampaikan bisnis anda?
Ø
Area
pasar : segmentation, targeting, positioning
Ø
Pangsa
pasa (target)
Ø
Strategi
diferensiasi
Ø
Lokasi
Ø
Customer
(the market) : profile, character, behavior, type, where, who, why does he buy
it, when does he buy it, how does he reach them
Ø
Metode
penjualan
Ø
Strategi
harga (premium cost, cost to price, competitor pricing, market pricing)
Ø
Bagaimana
pelayanan anda ?
Ø
Guarantees
(time, delivery, quality, durability)
Ø
Brand
image
Ø
Komunikasi
pemasaran (promotion mix) : advertising, personal selling, selling promo,
sponsorship, publicity, point of purchase)
Ø
Management
process and activity (distribution channel, spreading, merchandizing,
availability, penetration)
C.
Operasional : Bagaimana anda menjalankan bisnis?
Ø
Manajemen
lokasi (layout, define, capacity, parking)
Ø
Facilities
and integration
Ø
Equipment
and methods
Ø
Materials
: supplies, services, procedure, system, criteria
Ø
Personnel
: sources, recruitment, training system, criteria, job description,
organization structure, job analysis
Ø
Policy
and program
Ø
SOP
D. Keuangan : How much do you need to
make a profit?
Ø
Sales
forecast
Ø
Strcture
and compisiton
Ø
Alocation
and flow
Ø
Cost
of production or services
Ø
Capital
equipment
Ø
Cash
flow
Ø
Income
statement and balance sheet
Ø
BEP
Ø
Ratio
and analysis
PRAKTIKUM
KE-3
PERENCANAAN TATA LETAK PABRIK (PTLP)
Kriteria Penilaian :
Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan
perencanaan tata letak pabrik.
A. Landasan
Teori
Dalam PTLP ini pada dasarnya akan meupakan proses
pengurutan dari suatu perencanaan tata letak yang sistematis. Urutan
proses tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut :
1.
Pemilihan
Lokasi
2.
Opeation
Process Chart (OPC)
3.
Routing
Sheet
4.
Multi
Product Process Chart (MPPC)
5.
Menentukan
Gudang
6.
Ongkos
Material Handling (OMH)
7.
From
To Chart (FTC)
8.
Outflow,
Inflow
9.
Tabel
Skala Prioritas (TSP)
10.
Activity
Relationship Diagram (ARD)
11.
Activity
Relationship Chart (ARC)
12.
Area
Alocation Diagram (AAD)
13.
Template
n PEMILIHAN LOKASI
Pemilihan
lokasi pada dasarnya adalah menentukan suatu tempat atau lokasi yang tepat
untuk suatu perisahaan atau perkantoran atau lokasi untuk tujuan tertentu,
dengan memperhitungkan kelebihan dan kekurangan lokasi tersebut. Dalam
pemilihan lokasi kita akan membandingkan suatu lokasi dengan lokasi lainnya,
berdasarkan nilai break even point lokasi tersebut.
n OPERATION PROCESS CHART
(OPC)
OPC adalah suatu diagram yang
menggambarkan langkah-langkah proses yang dialami oleh bahan baku yag meliputi
urutan proses operasi dan pemeriksaan. Pembuatan OPC ini merupakan tahap
pertama dalam urutan untuk merencanakan tata letak pabrik.
Pada OPC ini berisi informasi
mengenai :
1.
Deskripsi
proses bagi setiap kegiatan/aktivitas
2.
Waktu
penyelesaian masing-masing kegiatan
3.
Peralatan/mesin
yang digunakan
4.
Persentase
scrap dari aktivitas
n ROUTING SHEET
Langkah selanjutnya dalam
merencanakan tata letak pabrik adalah pembuatan routing sheet.
Routing sheet ini digunakan untuk :
1.
Menghitung
jumlah mesin yang diperlukan
2.
Menghitung
jumlah part yang harus dipersiapkan dalam usaha memperoleh sejumlah produk jadi
yang diinginkan.
Contoh Tabel Routing Sheet :
No. Op.
|
Deskripsi
|
Msn (alat)
|
Produk Msn / jam
|
% Scrap
|
Bahan Diminta
|
Bahan Dipersiapkan
|
Effisiensi Msn
|
Kebutuhan mesin
|
|
Teori
|
Aktual
|
||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
8
|
9
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Untuk pengisian Routing Sheet :
Kolom 1 – 5 : Diisi dari OPC
Komlom 6 : Produk akhir per jam
Kolom 7 :
Kolom 8 :
Kolom 9 :
n MULTI PRODUCT PROCESS
CHART (MPPC)
Setelah kita memahami OPC dan Routing
Sheet maka langkah selanjutnya adalah pengisian tabel MPPC dimana dalam
pengisiannya terlebih dahulu mengetahui OPC dan Routing Sheet .
Contoh
Tabel MPPC :
DeskripsiPeralatan |
Nomor Komponen
|
Jumlah mesin
|
||||
100
|
200
|
300
|
400
|
Teoritis
|
Aktual
|
|
Receiving
Meja Pabrikasi
………………………………………………………………………
|
|
|
|
|
|
|
n GUDANG
Dalam hal ini gudang terbagi atas 2
bagian, yaitu gudang untuk receiving dan shipping, dimana pada masing-masing
gudang tersebut dihitung tempat yang paling memungkinkan dengan perhitungan
pada bahan atau material yang akan ditempatkan, ditambag dengan allowance yang
diperlukan. Dilihat dari cara penyimpanannya terdiri atas dua bagian, yaitu rak
dan tumpukan.
n Tumpukan
Contoh :
Ukuran material 40 cm x 100 cm x 20
cm (P x L x T)
Material yang dibutuhkan 100 buah
Maksimum tumpukan 5 buah
Allowance 200%
Penyelesaian :
40 x 100 x 20 = 80.000 cm2
80.000 / 20 = 4.000 cm2
4.00
x
100 = 400.000 cm2
400.000 / 5 (maks. Tumpukan) = 80.000 cm2
80.000 cm2 + (80.000 x
200%) = 240.000 cm2
Luas gudang = 1.200.000 cm2
n Rak
Jika untuk ukuran material diatas dibatasi dengan ukuran
rak; Ukuran rak 80 x 200 x 100 cm
Maka :
80 x 200 x 100 = 1.600.000 cm2
1.600.000 / 80.000 = 20 unit material
maka untuk 100 unit = 100 / 20 = 5
buah rak
Luas gudang = 5 (80 x 200) = 80.000 cm2
= 80.000 + (80,000 x
200%) = 240.000 cm2
n ONGKOS MATERIAL HANDLING
(OMH)
Aktivitas pemindahan bahan (material handling)
merupakan salah satu yang cukup penting untuk diperhatikan dan diperhitungkan.
Aktivitas pemindahan bahan tersebut dapat ditentukan dengan terlebih dahulu
memperhatikan aliran bahan yang terjadi dalam operasi. Kemudian harus
diperhatikan tipe layout yang akan digunakan :
Ada beberapa tipe layout :
1.
Layout
by Process; Tipe layout yang diasa digunakan dengan mengelompokkan tiap jenis
mesin dalam satu kelompok untuk melaksanakan jenis pekerjaan yang sejenis.
C
|
A
|
A
|
A
|
B
|
B
|
C
|
A
|
B
|
B
|
C
|
C
|
2.
Layout
by Product; Lauout yang merupakan suatu garis operasi yang artinya mesin
disusun berdasarkan urutan proses operasi yang diperlukan.
A
|
C
|
A
|
C
|
B
|
E
|
E
|
B
|
3.
Group
Layout; Merupakan penggabungan layout proses dengan layout produk dengan cara
penyelesaian suatu operasi pada suatu departemen kemudian dilanjutkan dengan
proses berikutnya.
4.
Fixed
Layout; Digunakan untuk produksi barang-barang besar, misalnya kapal laut,
sehingga memungkinkan mesin atau peralatan yang mendatangi objek produk.
Kembali pada OMH maka proses material
handling ini merupakan perhitungan ongkos yang diperlukan untuk suatu
pergerakan material dari suatu departemen ke departemen lain.
n FROM TO CHART (FTC)
From to chart merupakan penggambaran
tentang berapa total ongkos material handling, OMH, dari suatu bagian aktivitas
menuju aktivitas yang lainnya dalam suatu pabrik. FTC diisi berdasarkan data
dari OMH.
KE
DARI
|
A
|
B
|
C
|
D
|
JUMLAH
|
A
|
Xxxxxxxx
|
10
|
20
|
30
|
60
|
B
|
-
|
Xxxxxxxx
|
-
|
40
|
40
|
C
|
-
|
20
|
Xxxxxxxx
|
10
|
10
|
D
|
20
|
-
|
-
|
Xxxxxxxx
|
20
|
JUMLAH
|
20
|
30
|
20
|
80
|
150
|
n OUTFLOW
Ialah
untuk melihat koefisien ongkos yang keluar dari suatu mesin
KE
DARI
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A |
XXXXXX
|
0.25
|
0.6
|
1.5
|
B
|
-
|
XXXXXXX
|
-
|
2
|
C
|
-
|
0.5
|
XXXXXXX
|
0.5
|
D
|
0.3
|
-
|
-
|
XXXXXXX
|
Ongkos A – B =
= 0,25
A – D =
= 1,5
n INFLOW
Ialah untuk melihat
koefisien ongkos yang masuk dari ke mesin
KE
DARI
|
A
|
B
|
C
|
D
|
A |
XXXXXX
|
0.33
|
1.0
|
0.37
|
B
|
-
|
XXXXXXX
|
-
|
0.5
|
C
|
-
|
0.66
|
XXXXXXX
|
0.12
|
D
|
1.0
|
-
|
-
|
XXXXXXX
|
Ongkos A – B =
= 0,333
A – D =
= 1,0
n TABEL SKALA PRIORITAS
(TSP)
TSP adalah menentukan urutan
prioritas berdasarkan data yang diperoleh dari OutFlow atau InFlow (pilih salah
satu).
Untuk persoalan diatas :
Berdasarkan out flow
Prioritas
|
I
|
II
|
III
|
IV
|
V
|
A
B
C
D
|
D
D
B
A
|
C
D
|
B
|
|
|
n ACTIVITY RELATIONSHIP
DIAGRAM (ARD)
ARD adalah menerapkan hasil dari TSP
ke dalam suatu diagram untuk menyusun tingkat kedekatan berdasarkan prioritas
yang telah dibuat.
D
|
A
|
C
|
B
|
n ACTIVITY RELATIONSHIP
CHART (ARC)
Dalam industri pada umumnya terdapat
sejumlah kegiatan atau aktivitas yang menunjang jalannya suatu industri. Setiap
kegiatan atau aktivitas tersebut saling berhubungan (berinteraksi) antara satu
dengan lainnya, dan yang paling penting diketahui bahwa setiap kegiatan
tersebut membutuhkan tempat untuk melaksanakannya. Aktifitas atau kegiatan
tersebut diatas dapat berupa aktivitas produksi, administrasi, assembling,
inventory, dll.
Sebagaimana diketahui diatas bahwa
setiap kegiatan atau aktifitas tersebut saling berhubungan antara satu dengan
lainnya ditinjau dari beberapa kriteria, maka dalam perencanaan tata letak
pabrik harus dilakukan penganalisaan yang optimal.
Teknik yang digunakan sebagai alat
untuk menganalisa hubungan antar aktifitas yang ada adalah Activity
Relationship Chart.
Teknik ARC
Teknik penganalisaan menggunakan ARC
dikemukakan oleh Richard Muthe, adalah sebagai berikut :
1.
Hubungan
antar aktifitas ditunjukkan dengan tingkat kepentingan hubungan antar aktifitas
tersebut yang dikonversikan dalam bentuk huruf, sebagai berikut :
No.
|
TINGKAT
KEPENTINGAN
|
KODE |
WARNA
|
1
|
MUTLAK PENTING
|
A
|
MERAH
|
2
|
PENTING TERTENTU
|
E
|
KUNING
|
3
|
PENTING
|
I
|
HIJAU
|
4
|
BIASA
|
O
|
BIRU
|
5
|
TIDAK PENTING
|
U
|
PUTIH
|
6
|
TIDAK DIINGINKAN
|
X
|
COKLAT
|
2.
Alasan
untuk menyatakan tingkat kepentingan tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Menggunakan
catatan yang sama
b.
Menggunakan
personil yang sama
c.
Menggunakan
ruang yang sama
d.
Tingkat
hubungan personil
e.
Tingkat
hubungan kertas kerja
f.
Urutan
aliran kertas
g.
Melakukan
aliran kerja yang sama
h. Menggunakan
peralatan dan fasilitas yang sama
i.
Ribut,
kotor, getaran, debu, dan lain-lain
j.
Lain-lain
yang mungkin perlu
Untuk mempermudah penganalisaan selanjutnya
maka hubungan antar aktivitas tersebut dibuat kedalam kertas kerja (work sheet)
yang dibuat sebagai berikut :
WORK SHEET FOR ACTIVITY RELATIONSHIP CHART
|
|||||||
NO.
|
ACTIVITY
|
DEGREE OF CLOSENESS |
|||||
A
|
E
|
I
|
O
|
U
|
X
|
||
1
|
Rec.& Shipp.
|
2
|
-
|
5
|
3, 4, 8
|
6, 7
|
-
|
2
|
Stock Room
|
1, 5
|
-
|
-
|
3, 4, 8
|
6, 7
|
-
|
3
|
Tool Rom
|
4, 5
|
-
|
-
|
1, 2
|
6, 7, 8
|
-
|
4
|
Maintenance
|
3, 5
|
-
|
-
|
1, 2, 8
|
6, 7
|
-
|
5
|
Production
|
2, 3, 4
|
6, 7, 8
|
1
|
-
|
-
|
4
|
6
|
Locker Room
|
-
|
5
|
7
|
8
|
1, 2, 3
|
-
|
7
|
Food Service
|
-
|
5
|
6
|
1,2,3
|
3, 8
|
6
|
8
|
Office
|
-
|
5
|
-
|
-
|
|
|
n AREA ALOCATION DIAGRAM
(AAD)
Area
Alocation Diagram merupakan lanjutan dari ARC. Dimana dalam ARC telah diketahui
kesimpulan tingkat kepentingan antar aktivitas dengan demikian berarti bahwa
ada sebagian aktivitas harus dekat dengan aktivitas yang lainnya dan ada juga sebaliknya.
Atau dapat dikatakan bahwa hubungan antar aktivitas mempengaruhi tingkat
kedekatan antar tata letak aktivitas tersebut. Kedekatan tata letak aktivitas
tersebut ditentukan dalam bentuk Area
Alocation Diagram. Adapun dasar pertimbangan dalam prosedur pengaloaksian
area ini adalah sebagai berikut :
Ø Aliran
produksi, material, peralatan
Ø ARC, informasi aliran, aliran personil, hubungan
fisikal
Ø Tempat
yang dibutuhkan
Ø ARD
AAD ini merupakan lanjutan
penganalisaan tata letak setelah ARC, maka sesuai dengan persoalan ARC diatas
maka dapat dibuat AAD-nya.
AAD merupakan Template secara global
informasi yang dapat dilihat hanya pemanfaatan area saja, sedangkan gambar
visualisasi secara lengkap dapat dilihat pada template yang merupakan hasil
akhir dari penganalisaan dan perencanaan tata letak pabrik.
Gambar contoh AAD :
RECEIVING
&
SHIPPING
|
LOCKER ROOM
|
STOCK ROOM
|
OFFICE
|
PRODUCTION
|
FOOD SERVICE
|
MAINTENANCE
|
TOOL ROOM
|
n TEMPLATE
Template merupakan suatu gambaran yang
telah jelas dari tata letak pabrik yang akan dibuat dan merupakan gambaran
detail dari AAD yang telah dibuat.
Informasi
yang dapat dilihat pada Template :
a.
Tata
letak kantor dan peralatannya
b.
Tata
letak pelayanan yang ada di pabrik, misalnya jalan, kantin, sarana olah raga,
dan lain-lain.
c.
Tata
letak bagian produksi, misalnya receiving, pabrikasi, assembling, shipping.
d.
Aliran
setiap material, mulai dari receiving sampai dengan shipping
B. Metode
Praktikum
Alat & Bahan
-
Alat Tulis
-
Komputer
Cara Kerja
-
Mahasiswa
merancang pabrik sederhana dengan memperhatikan komponen – komponen yang ada
pada sebuah pabrik.
Latihan
-
Sebuah
perusahaan akan mendirikan pabrik baru dengan calon lokasi didirikan di
Selakau, Sebawi, dan Paloh dengan data sebagai berikut :
|
Selakau
|
Sebawi
|
Paloh
|
Pajak / th
|
1.000.000
|
500.000
|
1.200.000
|
Listrik / th
|
2.000.000
|
1.500.000
|
2.100.000
|
Ongkos buruh /
unit
|
1.000
|
1.200
|
850
|
Ongkos operasi /
unit
|
3.000
|
3.500
|
2.000
|
Kapasitas
produksi = 1000 unit / th
Tidak ada komentar:
Posting Komentar